Minggu, 22 Maret 2015

Air Laut yang Manis


Liburan sekolah telah tiba. Libur panjang selama 2 minggu ini disambut riang oleh Lyla. Selama liburan, ia tak perlu lagi bangun pagi. Ia bisa bangun siang, kapanpun ia mau! Maklum saja, Bunda Lyla selalu membatasi anaknya ketika hari-hari biasa. Namun, ketika hari libur seperti ini, Bunda Lyla membiarkan Lyla benar-benar menikmati liburannya tanpa membatasi Lyla.

Rencananya, hari ini Lyla beserta Ayah Bundanya akan liburan ke Pantai Ancol. Jaraknya memang tidak terlalu jauh, namun jika musim liburan seperti ini biasanya Ancol akan penuh sesak dipenuhi para wisatawan lain yang juga ingin berlibur disini.

"Lyla, kita liburan ke Bogor aja yuk? Disana udaranya sejuk. Mungkin hari ini Ancol akan penuh sesak. Mau, ya?" bujuk Ayah dengan lembut. Namun Lyla menggelengkan kepalanya. Ia tak ingin liburan ke Bogor.

"Hmm ... Bagaimana kalau kita liburan ke Kebun Binatang Ragunan? Nanti Lyla bisa lihat jerapah yang lehernya panjang banget!" kini ganti Bunda yang membujuk Lyla. Lyla sempat berfikir sejenak, namun akhirnya tetap menggelengkan kepala. Ia juga tak ingin liburan ke Ragunan.

"Pokoknya Lyla mau liburan ke Ancol!" Aya setengah berteriak, "Lyla mau main pasir di Ancol."

Dan akhirnya, mereka bergegas pergi ke Ancol, sebelum benar-benar penuh dan mereka tidak bisa berlibur dengan senang disana.

Sesampainya di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, mereka langsung bergegas menuju pantainya. Lyla berganti baju renang dan segera berlari ke tepian pantai. Awalnya Lyla hanya bermain pasir di tepian pantai saja. Namun lama-kelamaan Lyla semakin ke tengah.

Lyla berlari ketika ombak mengejarnya. Gulungan-gulungan ombak yang berbuih menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Namun tiba-tiba, ketika Lyla lengah, datanglah sebuah ombak yang lumayan besar menggulung badan mungil Lyla. Lyla pun gelagapan dan nampaknya ia tersedak air laut.

Uhukkk ... Uhukk ...,

Lyla terbatuk beberapa kali. Sang bunda yang tadinya hanya mengawasi dari pinggir langsung menyelamatkan sang putri. Lyla masih terbatuk akibat air laut yang mungkin tertelan olehnya.

"Lyla?! Lyla gapapa kan? Makanya jangan main terlalu ke tengah. Bahaya," ujar Bunda Lyla setengah panik. Ia langsung mendudukkan Lyla sambil menepuk pelan punggungnya agar air yang tertelan keluar.

Uhukk ... Uhukk ...,

Lyla memutuskan untuk menghentikan aktivitas berenangnya dan bergegas mandi.

Setelah selesai mandi dan berganti baju, Lyla melihat seorang pedagang es krim lewat menjajakan es krim yang menyegarkan itu. Ia pun merengek meminta untuk dibelikan es krim.

"Bun, Lyla mau es krim!"

"Sebentar. Bunda belikan dulu."

Lyla mendapatkan es krimnya. Es krim rasa strawberry yang lembut. Ia teringat akan sesuatu.

"Bun, tadi pas Lyla minum air laut, kok rasanya asin ya?" Lyla bertanya dengan muka yang penuh heran, "airnya dikasih garam ya Bun?"

Bunda tersenyum. Lalu dengan sabar ia menjawab pertanyaan Lyla barusan. "Air laut asin bukan karena dikasih garam, Lyla. Allah menciptakan laut dengan airnya yang asin,"

"Lalu?" Lyla menyimak perkataan Bundanya dengan seksama. Ia memperhatikan penuh sehingga sampai-sampai ia lupa dengan es krimnya.

"Lyla tahu, garam terbuat dari apa?"

Lyla hanya menggeleng sambil terus memperhatikan Bundanya.

"Garam itu terbuat dari air laut. Air laut ini nanti akan dijemur sampai terjadi penguapan oleh matahari. Setelah menguap, nah jadi deh butiran garam yang halus. Garam yang biasa Bunda pakai ketika memasak."

"Ooo ..." Lyla hanya ber-O ria, "lalu kenapa es krim Lyla ini rasanya sangat manis, Bun?"

"Karena es krimnya dikasih gula. Jadinya manis."

Lyla langsung bergegas ke pinggir pantai, lalu menumpahkan es krimnya.

"Kenapa es krimnya dibuang? Lyla nggak suka?"

"Suka kok. Kan biar air lautnya jadi manis, Bun. Kalau asin rasanya nggak enak!"

Bunda Lyla pun hanya tersenyum. Menahan geli akibat melihat tingkah anaknya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar